Ketika masuk ke jurusan Arsitektur, saya tidak memiliki bayangan sama sekali dengan berbagai tugas yang bakal dibebankan. Saya bukan termasuk yang pandai menggambar. Tidak heran jika berbagai kesulitan langsung menyergap sejak semester pertama. Ketika teman-teman yang lain bisa memusatkan perhatian kepada obyek utama, saya bahkan mengalami kesulitan untuk menggambar pohon yang sejatinya hanya gambar penunjang.
Walaupun telah berjuang dengan sangat keras, ternyata kesulitan demi kesulitan itu tetap enggan beranjak pergi. Saya bahkan masih memiliki masalah dengan proporsi dan komposisi hingga ketika masuk studio akhir. Sedikit menyedihkan walaupun akhirnya saya berhasil juga menggondol gelar sarjana yang sangat saya dambakan itu.
Menyadari kekurangan yang sangat mengkhawatirkan itu, tentu saya tidak tinggal diam. Saya berusaha keras untuk terus meningkatkan kemampuan dan melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan. Satu hal yang tidak kalah penting adalah terus mengasah pola berpikir sebagai seorang disainer.
Setelah bertahun-tahun terjun ke dalam dunia kerja dan mereguk banyak pengalaman, sekarang saya dapat menyimpulkan beberapa hal. Inilah pola berpikir seorang disainer.
Berpikir secara Global
Seorang disainer harus memperhitungkan semua aspek yang berkaitan dengan obyek yang sedang dirancangnya. Oleh karena itu dia harus melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan yang terkait.
Seorang arsitek, contohnya, harus memahami masalah yang berkaitan langsung dengan dunia rancang bangun seperti masalah bahan bangunan dan stuktur. Kemudian dia juga harus memahami masalah yang berkaitan erat namun secara tidak langsung seperti masalah iklim dan ilmu bumi. Sebagai pelengkap dia juga sebaiknya memahami masalah kebudayaan dan psikologi manusia.
Lebih dari itu seorang arsitek harus mampu memadukan seluruh komponen itu, sehingga menghasilkan satu disain yang utuh menyeluruh. Tantangan akan meningkat lagi bila dikaitkan dengan pembatasan anggaran. Hampir tidak ada proyek dengan anggaran tidak terbatas. Kecuali mungkin disain rumah Lady Gaga atau istana Sultan Bolkiah.
Mengejar Gagasan
Jualan utama seorang disainer adalah gagasannya dan kemampuannya menuangkan gagasan itu menjadi satu disain. Mencari gagasan adalah satu masalah yang dapat membuat seorang disainer jungkir balik. Sebelum mendapatkannya, masalah ini akan terus menggelayuti pikirannya bahkan sampai berhari-hari.
Setelah mendapat ide, masalah berikutnya adalah menuangkan ide yang masih abstrak tersebut menjadi menjadi satu disain nyata. Proses ini meliputi berbagai kalkulasi dan banyak kompromi hingga didapatkan disain yang dianggap ideal. Sungguh satu proses yang sangat menantang.
Kemampuan mendapatkan dan mengolah gagasan ini akan terpancar dalam karya yang dihasilkannya. Tidak jarang ide brilian menjadi mentah karena salah kelola. Oleh karena itu kedua kemampuan ini harus terus diasah dan dipertajam dengan cara banyak melihat dan banyak mencoba.
Sketsa yang Sarat Makna
Hasil akhir pergulatan seorang disainer bisa jadi hanya selembar sketsa. Namun selembar coretan ini adalah akumulasi dari berbagai pertimbangan dan kompromi dari beragam kemungkinan. Oleh karena itu sketsa ini menjadi sarat makna dan sangat berharga.
Sekadar contoh kecil saya meiliki sketsa ambigram.
Mungkin sketsa di atas masih rada sulit dibaca. Karena sesungguhnya itu adalah separuh dari keseluruhan disain yang saya inginkan. Ini adalah keunikan sketsa ambigram. Kita hanya butuh separuh sketsa lalu digandakan dan diputar dengan komputer.
Sekarang silahkan perhatikan hasil akhirnya di bawah ini.
Saya membuat sedikit variasi dari sketsa asalnya. Silahkan salin ambigram di atas dan putar 180°. Anda akan tetap dapat membaca kata yang sama.
Inilah sedikit yang dapat saya bagi tentang dunia disain dan disainer. Artikel ini sengaja saya tulis untuk ikut menyemarakkan “Mini Contest Blog” yang diselenggarakan oleh helgaindra.
Sumber Gambar:
- srcomputek.en.made-in-china.com
- blog.timesunion.com
cerdas nih tulisan seorang arsitek
ckckck
thanks bang buat postingannya
pemaparannya mantap
ditunggu ya pengumumannya
thanks udah ikutan mini kontes blog saya
😀
Semoga bisa memberi pandangan dari sudut yang berbeda.
Ditunggu pengumumannya.
Tulisannya seperti jurnalis mas. Salut.
Saya harap dalam arti positif. Saya khawatir tulisan saya terlalu formal, tetapi mungkin memang itulah gaya saya dalam menulis walaupun kadang saya selingi dengan humor.
mo ngucapin selamat buat pemenang pertama 😀
Terima kasih, Mas. Selamat buat Mas Arif juga.
Ayo dipilih kaosnya …
baguuss.. pingin bisa kayak gitu juga…
Sama … saya juga sedang belajar …
waduh kalah jauh soal pemaparannya saya. hehehe… sip Bang Dje. btw, milih kaos tema apa nih? hehehe
halah … bisa aja … saya masih harus banyak belajar.
Untuk kaos saya suka model typography 🙂
Selamat yo Mas..
Terima kasih. Namanya iseng berhadiah.